![]() ![]() Pemahaman terhadap kompleksitas teori strukturasi Giddens dapat dimanfaatkan untuk penerapan pembangunan modernitas di dalam masyarakat. ![]() Perkotaan merupakan arena yang memiliki serangkaian hubungan yang rumit antara manusia dan lingkungannya, seperti: penataan tempat tinggal, mobilitas dalam lingkungan, persaingan ekonomi, pekerjaan dan sebagainya. Gagasan tentang kontinum ruang-waktu memberikan kemudahan untuk memahami fenomena geografis. Artikel ini memaparkan hubungan antara nomenklatur dan konsep-konsep dalam teori strukturasi dan memberikan contoh kontektual dan relevan. Salah satu nomenklatur khas dalam teori strukturasi adalah hubungan manusia sebagai “agency” terhadap “struktur” atau institusi. Strukturasi menyatakan manusia memiliki kemampuan membuat struktur dan secara sukarela menentukan struktur untuk mereka sendiri, artinya manusia memiliki kebebasan penuh untuk membangun lingkungan hidup sendiri. ![]() Berdasarkan tradisi manuskrip itu, dapat disimpulkan bahawa istilah sureq dan lontaraq pada dasarnya tidak mengacu kepada ragam sastera, tetapi kepada manuskrip sebagai benda fizikal dan pemakaian istilah itu untuk jenis sastera merupakan klasifikasi artifisial.Kemunculan teori strukturation oleh Anthony Giddens, merupakan tanggapan terhadap klaim post-strukturalis. Dalam artikel ini, penggunaan istilah ini, bersama istilah toloq, (biasanya diertikan sebagai ‘syair kepahlawanan’), diulang kaji berdasarkan isi manuskrip Bugis dan tradisinya. Walaupun hampir semua penyelidik sastera Bugis mengikut klasifikasi itu, tradisi manuskrip Bugis sendiri tidak mendukung dikotomi sureq-lontaraq ini. Key words: Bugis literature, literature genre, manuscripts, South Sulawesi, Indonesia, La Galigo, epics, traditional literature, classification Sejak tahun 1970-an sastera Bugis tertulis digolongkan ke dalam dua kategori, sureq, iaitu sastera indah dan lontaraq, prosa dengan ciri yang lebih berorientasi praktis, seringkali berupa tulisan sejarah. ![]() This analysis finds no support for the use of these terms for literary genres, but shows instead that they refer to manuscripts as physical objects and that their use to classify genres of literature is artificial. In this article, the use of these terms, as well as the term toloq (usually translated as ‘heroic poem’) is analyzed based on the manuscript tradition. Although most scholars accept this classification, the Bugis manuscript tradition does not support this dichotomy. "Since the 1970s, Bugis written literature has been usually classified into two categories, sureq (literature, belles lettres) and lontaraq (prose texts with a more practical orientation, often of a historiographic nature). ![]()
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |